Sabtu, 31 Desember 2011

Buku Baru Desember 2011

Rasanya saya bener - bener kurang produktif bulan ini. Kerjaan 10 jam sehari, ditambah saya jadi gampang capek dan langsung tepar abis sampai kos, bikin saya jarang update blog. Walaupun sudah baca 4 buku (miris) di bulan ini, saya cuma bikin review 1 judul aja (miris lagi). Dan ternyata hari ini adalah hari terakhir tahun 2011.

Well, daripada saya meratapi nasib (apalagi kemaren tanggal 30, saya bener-bener ketimpa sial, udah jatuh kejedot palang pula => beneran), posting terakhir di bulan ini dan tahun ini adalah buku - buku yang saya beli maupun menang kuis sebelumnya. Tanpa basa - basi lagi, cekidot penampilannya [army]

P.S : Maaf kalau agak burem, karena kameranya hape biasa aja sih hohohoho...


Buku yang menang kuis/giveaway




Untuk seri Hold dari Stephanie Tyler dan juga SEALs of My Dreams, bisa dibilang saya menang besar, karena baru kali ini saya menang 1 seri langsung plus bonusnya, hehehe. Seri ini saya menangkan dari As The Page Turn Blog. Dan covernya pun ada Paul Marrons, dijamin walau ceritanya biasa saja, setidaknya covernya luar biasa.

Angels of Darkness, anthology yang memuat karya Nalini Singh, author favorit saya. Rasanya kayak mimpi pas menang ini, apalagi saya udah pernah menang sebelumnya di blog Book Lovers. Inc. Covernya bener-bener mewah, dan dari review yang saya baca isinya juga ga mengecewakan. Tapi toh Nalini Singh tidak pernah mengecewakan saya, walau saya kurang yakin dengan author lainnya. Ilona Andrews, saya cuma baca 1 karyanya, dan cukup menyukainya. Untuk Meljean Brooks, terus terang sulit untuk memahami bukunya, jadi mungkin pass saja. Membaca karya Sharon Shinn lah yang akan jadi pengalaman baru untuk saya.


Hadiah dari teman


Kiss of Snow karya pengarang favorit tahun 2011 versi saya, Nalini Singh, akan selalu menempati tempat khusus di hati saya. Karena ini adalah pemberian dari teman Goodreads saya yang berada di Kanada. Walaupun dia mengorder via bookdepository, tetep saja ini pertama kalinya saya dikasih hadiah murni bukan menang kuis dari temen bule, hehehehehe. Ceritanya sendiri cukup panjang, dimulai dari saya menang giveaway, tapi hadiahnya dianulir karena saya bukan warga US, bikin hati saya cukup gondok dan juga marah :( . Saya pun curhat masalah ini di Twitter, dan karena temen saya Annie (iya itu namanya) ini juga aktif di Twitter, dia menanggapinya dengan walau dianulir, seharusnya si penyelenggara tetep memberikan hadiah, apalagi waktu itu si bloggernya tidak mencantumkan apakah kuisnya international atau bukan. Jadi salah siapa ini saudara2?

Ah, daripada pikir panjang, saya memutuskan untuk melupakan masalah itu, walau tetep jengkel. Tak dinyana, Annie malah ngetweet, mau membelikan buku via bookdepository dengan nominal di bawah 10 USD. Saya cuma bisa menganga dan tak bisa berkata-kata. Lalu berpikir betapa baiknya hati gadis ini, padahal kami ga pernah ketemu, hanya lewat Twitter dan Goodreads, tapi seolah udah kenal sejak lama saja :'). Akhirnya saya memilih Kiss of Snow, dan bulan ini bukunya datang. Terimakasih banyak Annie Tegelan! ^_^

Buku yang dibeli

Untuk buku yang dibeli, bulan ini saya cuma beli sebanyak 8 buku. Jumlah yang sedikit, maklum gajian ga full paid (cuma separuh karena November saya masuk kerja tengah bulan) dan saya masih berusaha settle di Jakarta. Untuk buku yang dibeli saya bagi jadi dua, karena belinya emang ga barengan (ralat : fotonya ga barengan)


Untuk seri Flynn Trilogy, jujur membeli karena cover, wkwkwkwk. yah, saat ini GPU sukses memasang jebakan betmen buat saya, karena walaupun covernya sedap dipandang, sayang isi ceritanya biasa saja. FYI, saya udah baca Deadly Night, dan bagi saya biasa - biasa saja (review menyusul) yang tidak biasa mungkin covernya dengan cowo keren yang sebenarnya sama sekali ga sesuai ma penampilan Aidan Flynn, si hero (nah, lho). Semoga aja buku- buku tentang adiknya Aidan, Jeremy dan Zach cukup menarik perhatian saya (apalagi cover Zach, Deadly Gift yang menurut saya modelnya mirip Mas Nununya The Matrix itu, walau kata temen saya lebih mirip si cowo no 1 terseksi versi People, Bradley Cooper =)) ).

Saya beli Touch of Darkness, karena emang punya seri pertamanya, Scent of Darkness. Masih belum baca, tapi doakan saja segera ya. Untuk One Foot in The Grave, saya tau sudah diterbitkan terjemahannya disini, tapi saya sendiri sudah baca ebooknya dari dulu. Pas tau ada yang jual sekennya, pucuk di ulam pun tiba, karena edisi seken buku no 2 seri Night Huntress ini udah langka. Dan yang jelas akang Bones mah wajib dibeli hukumnya :)).

A Discovery of Witches dibeli di Periplus Juanda, saat saya mau balik ke Jakarta paska mudik ke Malang kemaren liburan Natal. Kebetulan Peri sedang diskon 50%, tapi sungguh judulnya ga ada yang menarik perhatian. Saya ga tertarik beli buku hisrom, YA ataupun Sherrilyn Kenyon maupun Christine Feehan yang bertebaran di rak 50%, dan new releasenya juga ga bikin hati pengen beli. Sampai akhirnya saya melihat buku ini, dan mengingat kalau buku karya pertama Deborah Harkness ini dipuji-puji banyak pihak bahkan oleh Oprah Winfrey sendiri, serta lemahnya saya sama buku overhype, a Discovery of Witches sukses meluncur ke tas saya. Yah, itung -itung harganya yang cukup murah (hanya 80ribu) untuk buku setebal hampir 700 halaman, dan juga sekalian bikin kartu member sementara Periplus.



Untuk dua buku yang dibeli diatas, saya sadar kalo koleksi terjemahan saya dikit banget dibandingkan dengan buku English, so masuklah 2 buku ini ke tas saya. Saya beli My Stupid Boss : Impossible We Do, Miracle We Try!, karena tertarik dengan premisnya. Apalagi saya saat ini sudah jadi karyawan, lumayan lah buku ini nantinya untuk bikin senam muka gratis nan menyehatkan. The Physick Book of Deliverance Dane sendiri sudah menarik perhatian saya sejak awal diterbitkan, hanya ga punya waktu buat beli, baru kepikiran sekarang. Romance dengan cerita ala Dan Brown? Saya langsung ngiler dan ga butuh waktu lama buat beli.

Jadi, buku bulan Desember ini tidak begitu banyak. Saya sendiri sempat membaca hanya Deadly Night karya Heather Graham dan juga Kiss of Snow yang saya baca sekarang. Not bad untuk akhir tahun, tapi saya berjanji mulai tahun depan akan lebih bijak dalam membeli buku dan banyak baca buku terjemahan. Can I do that? We will see.

Apa buku barumu di bulan Desember ini?

Kamis, 22 Desember 2011

Review : Darkfever oleh Karen Marie Moning

Judul : Darkfever
Pengarang : Karen Marie Moning
Penerbit : Delacorte Press
Tebal : 342 halaman
Diterbitkan pertama kali : 2007
Format : E-book
Target : Dewasa
Genre : Urban Fantasy
Bahasa : Inggris
Seri : Fever atau The Chronicles of MacKayla Lane
Buku pertama.


Web Pengarang
Order di : Bookdepository




Sinopsis :

MacKayla Lane’s life is good. She has great friends, a decent job, and a car that breaks down only every other week or so. In other words, she’s your perfectly ordinary twenty-first-century woman. Or so she thinks…until something extraordinary happens.

When her sister is murdered, leaving a single clue to her death–a cryptic message on Mac’s cell phone–Mac journeys to Ireland in search of answers. The quest to find her sister’s killer draws her into a shadowy realm where nothing is as it seems, where good and evil wear the same treacherously seductive mask. She is soon faced with an even greater challenge: staying alive long enough to learn how to handle a power she had no idea she possessed–a gift that allows her to see beyond the world of man, into the dangerous realm of the Fae….

Mac delves deeper into the mystery of her sister’s death, her every move is shadowed by the dark, mysterious Jericho, a man with no past and only mockery for a future. As she begins to close in on the truth, the ruthless Vlane–an alpha Fae who makes sex an addiction for human women–closes in on her. And as the boundary between worlds begins to crumble, Mac’s true mission becomes clear: find the elusive Sinsar Dubh before someone else claims the all-powerful Dark Book–because whoever gets to it first holds nothing less than complete control of the very fabric of both worlds in their hands…

Review :

MacKayla Lane, atau Mac, adalah cewek Selatan berumur 22 tahun, dengan penampilan layaknya Barbie (mungkin mengingatkan kita dengan perannya Reese Witherspoon di Legally Blonde). Rambut blonde, gemar dengan warna hot pink dan menganut paham happy-go-lucky. Mac mengira hidupnya sudah baik - baik saja, sampai saat dia sedang menikmati panasnya udara Georgia (ceritanya lagi musim panas, maklum settingnya bulan Juli), Mac menerima kabar yang nantinya akan menjungkir balikkan hidupnya. Kakak perempuannya tercinta, Alina Lane, tewas terbunuh saat sedang menjalani masa studi di Dublin, Irlandia. Keluarga Lane hancur berantakan. Orangtua Mac, Rainey dan Jack Lane, tenggelam dalam kesedihan, tapi tidak halnya dengan Mac...

Sesaat setelah mendengarkan pesan terakhir Alina di hapenya, Mac memutuskan akan mencari siapa pembunuh kakaknya. Saat itu, Alina juga mengatakan bahwa dia sedang memburu sesuatu yang bernama "shi-sa-du". Penasaran, akhirnya Mac nekat pergi ke Dublin, walaupun orangtuanya tidak setuju. Yah, wajar aja sebenarnya, Mac yang masih dua puluhan ini masih di masa nekat-nekatnya bertindak tanpa mikir lebih panjang tentunya. Sesampainya di Dublin, tanpa basa basi Mac langsung menghubungi kepolisian setempat atau Garda (dibaca : gar-duh, yang suka baca In Deathnya J.D.Robb pasti ga asing sama istilah Garda ini). Mac mendesak mereka untuk membuka kasus Alina, sayangnya mereka berkali - kali menolak.Mac yang kesal akhirnya pergi ke pub (sambil tidak lupa mendeskripsikan dirinya yang bagai Barbie itu. Pembaca yang kesabarannya tipis, pasti bakalan getok si Mac ini :)) ). Saat di pub itulah Mac melihat sesuatu yang akhirnya akan membuat hidupnya berantakan.

Ya, Mac melihat salah satu makhluk mitologi Irlandia yang terkenal yaitu Fae (jangan disamakan dengan Fairy atau para peri kecil ala Disney itu yah). Dengan glamor cowok tampan rambut panjang blonde ala Fabio (model-model cover jadul. Yang doyan baca novelnya Johanna Lindsey, pasti ngeh deh sama nih cowok), si Fae yang aslinya buruk rupa itu, sedang merayu wanita dan menghisap sari kehidupannya. Saat Mac ingin menolong wanita korban si Fae, seorang wanita tua memukul kepalanya, dan mengingatkannya untuk tidak mendekati makhluk itu. Mac yang kebingungan, lalu kesasar di salah satu bagian Dublin yang terbengkalai. Saat itulah dia menemui suatu bangunan bernama "Barrons Books and Baubles" . Disinilah Mac akan bertemu dengan salah satu orang terpenting dalam hidupnya, Jericho Z Barrons...

Eng, ing, eng, mas Barrons ini ternyata tipe - tipe alpha misterius yang pastinya bakalan bikin pembaca wanita kelepek - kelepek (termasuk saya :)) ) , walau sebagian pembaca mungkin akan menganggap beberapa tindakannya sangat tidak masuk akal dan bikin jengkel. Barrons terlihat terganggu dengan kehadiran Mac yang acap kali dipanggilnya Ms Lane, tapi mendadak tertarik setelah dia tahu Mac bisa melihat Fae. Mac ternyata adalah sidhe-seer, orang - orang yang diberi bakat untuk melihat melalui glamour Fae, dan Mac adalah tipe Null, yang bisa membekukan gerakan Fae dalam sekejab. Mac pun mengetahui arti "shi-sa-du" yang dicari Alina itu adalah buku legendaris berjudul"Sinshar Dubh" (shee-suu-do). Barrons menjelaskan bahwa Fae terdiri dari dua faksi. Seelie atau Fae yang berjalan di jalan cahaya, dipimpin oleh Ratu dan pendamping pilihannya. Lalu ada Unseelie atau Fae yang berjalan di jalan kegelapan, dipimpin oleh sang Raja dan selirnya. Barrons juga menjelaskan bahwa masing2 faksi mempunyai 4 benda keramat atau Hallows. Sinsar Dubh adalah satu dari Hallows yang diciptakan Raja Unseelie, sekaligus benda yang membuat Alina terbunuh dalam pencariannya.

Barrons bersama Mac lalu memburu semua Hallows milik Seelie dan Unseelie, apalagi ternyata Mac bisa mendeteksi letak Hallows (dan dia dijuluki OOPs oleh Barrons). Dimulai dengan pencurian Tombak Longinus yang dulu pernah menusuk tubuh Yesus, yang ternyata adalah Tombak Luisine (Spear of Luisine) , Hallows milik Seelie, di rumah vampir bernama Malluce. Tombak ini lalu diberikan Barrons pada Mac, dan ternyata tombak ini bisa membunuh para Unseelie. Lalu mencuri batu dari rumah miliarder Rocky O'Bannion. Untuk ini Mac merasa bersalah, karena dia merasa dirinyalah penyebab Rocky akhirnya harus mati dihisap kehidupannya oleh Fae Unseelie yang disebut Shade, setelah dijebak oleh Barrons.

Mac dan Barrons ternyata tidak sendirian dalam memburu Hallows dan Sinsar Dubh. Mac didatangi oleh V'Lane, pangeran Fae pendamping Ratu Aoibheal, pemimpin Seelie. Entah kenapa, setiap bertemu V'Lane ini otomatis Mac selalu terangsang, dan berakhir dengan dia melucuti bajunya tanpa sadar hingga telanjang . V'Lane adalah death-by-sex Fae, Fae yang seksualitasnya sangat vital, hingga menyebabkan wanita yang mendekatinya akan terangsang, menginginkan sex begitu hebatnya hingga akhirnya ketika mereka berhubungan intim, sang wanita pun mati. V'Lane menawarkan pada Mac untuk memberinya Sinsar Dubh, yang ditampik mentah-mentah olehnya. Bahkan sampai saat mereka bertemu di museum, dan Mac lagi - lagi tidak sengaja membuka bajunya, dan jadi tontonan di museum itu. Kasian banget ya :P

Dalam pencariannya untuk menemukan Sinsar Dubh ini, Mac sedikit demi sedikit menemukan fakta tentang kehidupan Alina. Termasuk juga kekasih Alina yang misterius. Di Dublin ini Mac diuji terus menerus dalam pembalasan dendamnya atas kematian Alina. Siapakah pembunuh Alina sebenarnya? Benarkah kekasih Alina adalah pembunuh sebenarnya atau malah orang lain? Siapakah Jericho Barrons yang misterius itu? Kenapa Barrons juga menginginkan Sinsar Dubh? Apakah Barrons sebenarnya adalah Fae, lalu di faksi manakah dia berpihak? Seelie atau Unseelie? Bisakah Mac mempercayai Barrons?

Darkfever adalah buku pertama dari seri yang sangat terkenal di Amerika sana, yaitu Fever series. Karen Marie Moning sebelumnya sudah dikenal melalui seri paranormal romancenya yang berkisah tentang para Highlander. Dan ternyata seri itu ada kaitannya dengan seri Fever ini. Saya sendiri memutuskan untuk membaca Darkfever, setelah mendengar kabar seri ini akan difilmkan oleh Dreamswork , bahkan digadang-gadang sebagai The Next Twilight. Hal yang tentu saja bikin kening saya berkerut. Secara satu-satunya vampir di buku ini adalah Malluce, villainnya, yang diragukan kevampirannya (karena memang status undeadnya entah asli atau palsu, walau akhirnya Mac membuktikan kalau Malluce adalah vampire asli) dan sama sekali tidak bling - bling kalau terkena matahari seperti keluarga Cullen.

Bersetting di Dublin, Irlandia, Karen Marie Moning membawa kita ke mitologi Irlandia yang lain daripada yang lain. Dublin ala Karen memiliki daerah- daerah terbengkalai yang dinamai Dark Zone dan merupakan tempat Shade, para Unseelie musuh Mac yang akan membunuhmu dengan sekali sedot (sedot jiwa loh, bukan sedot WC :)) ). Ditambah dengan elemen Hallows yang dibuatnya sendiri yaitu Sinsar Dubh (karena emang ga ada buku ini di Mitos aslinya), gabung dengan mitos Tuatha' De Danann (People of The Goddess Danu) yang sudah terkenal dimana - mana, DarkFever menjadi asyik untuk diikuti. Buku ini bercerita dari sudut pandang orang pertama, yaitu dari MacKayla Lane. Bagi orang yang ga suka sama kepribadian ala barbienya dan suka ambil keputusan semau guenya Mac, pasti akan agak sulit bersimpati pada Mac, walau saya tidak mendapati dia semenyebalkan itu. Karena apa yang dilakukan Mac wajar. Dia kurang bisa berpikir jernih, selain masih sangat muda (masih dua puluhan awal dan labil-labilnya),dia juga dibakar amarah dan dendam karena kematian Alina. Untungnya Mac punya Barrons, yang siap menolongnya saat Mac ada masalah, walau caranya tidak bisa dibilang romantis.

Yup, buku ini sama sekali tidak romantis, walau kita bisa melihat ada ketertarikan antara Mac dan Barrons. Barrons adalah type pria alpha yang arogan, dingin, misterius, sombong dan tak segan - segan mengancam Mac jika diperlukan.Dia bahkan sering mengejek Mac dengan sebutan "Rainbow Girl" mengacu pada penampilan ala Barbie Mac. Tapi, Barrons juga yang melatih Mac dalam rangka balas dendamnya. Barrons yang menjelaskan tentang dunia Fae pada Mac, "memanipulasi" Mac untuk membantunya memburu semua Hallows milik Fae dan Sinsar Dubh, walau apa motivasi Barrons mendapatkan semua itu masih belum jelas.

Kelemahan buku ini selain sudut pandang pertama yang mungkin bagi beberapa pembaca merasa tidak nyaman, adalah awal yang begitu lambat, dan gaya bicara Mac yang cenderung dipanjang-panjangkan. Untungnya gaya penulisan Karen Marie Moning enak dibaca, walau alurnya lambat, mengingatkan saya dengan salah satu penulis favorit saya, Nalini Singh, yang sama- sama punya alur lambat dalam ceritanya, tapi membuat saya tidak bisa berhenti membaca. Kelemahan lainnya adalah beberapa aspek tidak sesuai dengan sinopsis bukunya, seperti peran V'Lane. Kita hanya akan bertemu dengan V'Lane beberapa kali tapi tidak dengan sesuatu plot yang cukup berarti (selain V'Lane yang selalu bikin Mac tidak sadar buka baju :)) ) Pembaca lebih dihadapkan pada interaksi antara Mac-Barrons yang porsinya memang sangat banyak. Semoga kita bisa mengetahui tentang V'Lane ini lebih dalam di buku selanjutnya.

Dengan berbagai kelemahan dan kelebihannya,Darkfever adalah salah satu bacaan wajib bagi para pembaca penggemar genre paranormal dan fantasy. Kurangnya romance mungkin akan membuat penggila romance (kayak saya) menggerutu, walau saya akui saya menikmati ceritanya. Tapi gaya penceritaan Karen Marie Moning yang seru, mengasyikan dan enak dibaca, serta versi lain dari mitologi Irlandia/Celt yang sudah beredar, membuat buku ini patut untuk dimasukkan dalam wishlist dan daftar baca pembaca.

Favorite Quote :

There are really only two positions one can take toward anything in life: hope or fear. Hope strengthens, fear kills."

Rating cerita :


Sensualitas :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...