Sabtu, 31 Desember 2011

Buku Baru Desember 2011

Rasanya saya bener - bener kurang produktif bulan ini. Kerjaan 10 jam sehari, ditambah saya jadi gampang capek dan langsung tepar abis sampai kos, bikin saya jarang update blog. Walaupun sudah baca 4 buku (miris) di bulan ini, saya cuma bikin review 1 judul aja (miris lagi). Dan ternyata hari ini adalah hari terakhir tahun 2011.

Well, daripada saya meratapi nasib (apalagi kemaren tanggal 30, saya bener-bener ketimpa sial, udah jatuh kejedot palang pula => beneran), posting terakhir di bulan ini dan tahun ini adalah buku - buku yang saya beli maupun menang kuis sebelumnya. Tanpa basa - basi lagi, cekidot penampilannya [army]

P.S : Maaf kalau agak burem, karena kameranya hape biasa aja sih hohohoho...


Buku yang menang kuis/giveaway




Untuk seri Hold dari Stephanie Tyler dan juga SEALs of My Dreams, bisa dibilang saya menang besar, karena baru kali ini saya menang 1 seri langsung plus bonusnya, hehehe. Seri ini saya menangkan dari As The Page Turn Blog. Dan covernya pun ada Paul Marrons, dijamin walau ceritanya biasa saja, setidaknya covernya luar biasa.

Angels of Darkness, anthology yang memuat karya Nalini Singh, author favorit saya. Rasanya kayak mimpi pas menang ini, apalagi saya udah pernah menang sebelumnya di blog Book Lovers. Inc. Covernya bener-bener mewah, dan dari review yang saya baca isinya juga ga mengecewakan. Tapi toh Nalini Singh tidak pernah mengecewakan saya, walau saya kurang yakin dengan author lainnya. Ilona Andrews, saya cuma baca 1 karyanya, dan cukup menyukainya. Untuk Meljean Brooks, terus terang sulit untuk memahami bukunya, jadi mungkin pass saja. Membaca karya Sharon Shinn lah yang akan jadi pengalaman baru untuk saya.


Hadiah dari teman


Kiss of Snow karya pengarang favorit tahun 2011 versi saya, Nalini Singh, akan selalu menempati tempat khusus di hati saya. Karena ini adalah pemberian dari teman Goodreads saya yang berada di Kanada. Walaupun dia mengorder via bookdepository, tetep saja ini pertama kalinya saya dikasih hadiah murni bukan menang kuis dari temen bule, hehehehehe. Ceritanya sendiri cukup panjang, dimulai dari saya menang giveaway, tapi hadiahnya dianulir karena saya bukan warga US, bikin hati saya cukup gondok dan juga marah :( . Saya pun curhat masalah ini di Twitter, dan karena temen saya Annie (iya itu namanya) ini juga aktif di Twitter, dia menanggapinya dengan walau dianulir, seharusnya si penyelenggara tetep memberikan hadiah, apalagi waktu itu si bloggernya tidak mencantumkan apakah kuisnya international atau bukan. Jadi salah siapa ini saudara2?

Ah, daripada pikir panjang, saya memutuskan untuk melupakan masalah itu, walau tetep jengkel. Tak dinyana, Annie malah ngetweet, mau membelikan buku via bookdepository dengan nominal di bawah 10 USD. Saya cuma bisa menganga dan tak bisa berkata-kata. Lalu berpikir betapa baiknya hati gadis ini, padahal kami ga pernah ketemu, hanya lewat Twitter dan Goodreads, tapi seolah udah kenal sejak lama saja :'). Akhirnya saya memilih Kiss of Snow, dan bulan ini bukunya datang. Terimakasih banyak Annie Tegelan! ^_^

Buku yang dibeli

Untuk buku yang dibeli, bulan ini saya cuma beli sebanyak 8 buku. Jumlah yang sedikit, maklum gajian ga full paid (cuma separuh karena November saya masuk kerja tengah bulan) dan saya masih berusaha settle di Jakarta. Untuk buku yang dibeli saya bagi jadi dua, karena belinya emang ga barengan (ralat : fotonya ga barengan)


Untuk seri Flynn Trilogy, jujur membeli karena cover, wkwkwkwk. yah, saat ini GPU sukses memasang jebakan betmen buat saya, karena walaupun covernya sedap dipandang, sayang isi ceritanya biasa saja. FYI, saya udah baca Deadly Night, dan bagi saya biasa - biasa saja (review menyusul) yang tidak biasa mungkin covernya dengan cowo keren yang sebenarnya sama sekali ga sesuai ma penampilan Aidan Flynn, si hero (nah, lho). Semoga aja buku- buku tentang adiknya Aidan, Jeremy dan Zach cukup menarik perhatian saya (apalagi cover Zach, Deadly Gift yang menurut saya modelnya mirip Mas Nununya The Matrix itu, walau kata temen saya lebih mirip si cowo no 1 terseksi versi People, Bradley Cooper =)) ).

Saya beli Touch of Darkness, karena emang punya seri pertamanya, Scent of Darkness. Masih belum baca, tapi doakan saja segera ya. Untuk One Foot in The Grave, saya tau sudah diterbitkan terjemahannya disini, tapi saya sendiri sudah baca ebooknya dari dulu. Pas tau ada yang jual sekennya, pucuk di ulam pun tiba, karena edisi seken buku no 2 seri Night Huntress ini udah langka. Dan yang jelas akang Bones mah wajib dibeli hukumnya :)).

A Discovery of Witches dibeli di Periplus Juanda, saat saya mau balik ke Jakarta paska mudik ke Malang kemaren liburan Natal. Kebetulan Peri sedang diskon 50%, tapi sungguh judulnya ga ada yang menarik perhatian. Saya ga tertarik beli buku hisrom, YA ataupun Sherrilyn Kenyon maupun Christine Feehan yang bertebaran di rak 50%, dan new releasenya juga ga bikin hati pengen beli. Sampai akhirnya saya melihat buku ini, dan mengingat kalau buku karya pertama Deborah Harkness ini dipuji-puji banyak pihak bahkan oleh Oprah Winfrey sendiri, serta lemahnya saya sama buku overhype, a Discovery of Witches sukses meluncur ke tas saya. Yah, itung -itung harganya yang cukup murah (hanya 80ribu) untuk buku setebal hampir 700 halaman, dan juga sekalian bikin kartu member sementara Periplus.



Untuk dua buku yang dibeli diatas, saya sadar kalo koleksi terjemahan saya dikit banget dibandingkan dengan buku English, so masuklah 2 buku ini ke tas saya. Saya beli My Stupid Boss : Impossible We Do, Miracle We Try!, karena tertarik dengan premisnya. Apalagi saya saat ini sudah jadi karyawan, lumayan lah buku ini nantinya untuk bikin senam muka gratis nan menyehatkan. The Physick Book of Deliverance Dane sendiri sudah menarik perhatian saya sejak awal diterbitkan, hanya ga punya waktu buat beli, baru kepikiran sekarang. Romance dengan cerita ala Dan Brown? Saya langsung ngiler dan ga butuh waktu lama buat beli.

Jadi, buku bulan Desember ini tidak begitu banyak. Saya sendiri sempat membaca hanya Deadly Night karya Heather Graham dan juga Kiss of Snow yang saya baca sekarang. Not bad untuk akhir tahun, tapi saya berjanji mulai tahun depan akan lebih bijak dalam membeli buku dan banyak baca buku terjemahan. Can I do that? We will see.

Apa buku barumu di bulan Desember ini?

Kamis, 22 Desember 2011

Review : Darkfever oleh Karen Marie Moning

Judul : Darkfever
Pengarang : Karen Marie Moning
Penerbit : Delacorte Press
Tebal : 342 halaman
Diterbitkan pertama kali : 2007
Format : E-book
Target : Dewasa
Genre : Urban Fantasy
Bahasa : Inggris
Seri : Fever atau The Chronicles of MacKayla Lane
Buku pertama.


Web Pengarang
Order di : Bookdepository




Sinopsis :

MacKayla Lane’s life is good. She has great friends, a decent job, and a car that breaks down only every other week or so. In other words, she’s your perfectly ordinary twenty-first-century woman. Or so she thinks…until something extraordinary happens.

When her sister is murdered, leaving a single clue to her death–a cryptic message on Mac’s cell phone–Mac journeys to Ireland in search of answers. The quest to find her sister’s killer draws her into a shadowy realm where nothing is as it seems, where good and evil wear the same treacherously seductive mask. She is soon faced with an even greater challenge: staying alive long enough to learn how to handle a power she had no idea she possessed–a gift that allows her to see beyond the world of man, into the dangerous realm of the Fae….

Mac delves deeper into the mystery of her sister’s death, her every move is shadowed by the dark, mysterious Jericho, a man with no past and only mockery for a future. As she begins to close in on the truth, the ruthless Vlane–an alpha Fae who makes sex an addiction for human women–closes in on her. And as the boundary between worlds begins to crumble, Mac’s true mission becomes clear: find the elusive Sinsar Dubh before someone else claims the all-powerful Dark Book–because whoever gets to it first holds nothing less than complete control of the very fabric of both worlds in their hands…

Review :

MacKayla Lane, atau Mac, adalah cewek Selatan berumur 22 tahun, dengan penampilan layaknya Barbie (mungkin mengingatkan kita dengan perannya Reese Witherspoon di Legally Blonde). Rambut blonde, gemar dengan warna hot pink dan menganut paham happy-go-lucky. Mac mengira hidupnya sudah baik - baik saja, sampai saat dia sedang menikmati panasnya udara Georgia (ceritanya lagi musim panas, maklum settingnya bulan Juli), Mac menerima kabar yang nantinya akan menjungkir balikkan hidupnya. Kakak perempuannya tercinta, Alina Lane, tewas terbunuh saat sedang menjalani masa studi di Dublin, Irlandia. Keluarga Lane hancur berantakan. Orangtua Mac, Rainey dan Jack Lane, tenggelam dalam kesedihan, tapi tidak halnya dengan Mac...

Sesaat setelah mendengarkan pesan terakhir Alina di hapenya, Mac memutuskan akan mencari siapa pembunuh kakaknya. Saat itu, Alina juga mengatakan bahwa dia sedang memburu sesuatu yang bernama "shi-sa-du". Penasaran, akhirnya Mac nekat pergi ke Dublin, walaupun orangtuanya tidak setuju. Yah, wajar aja sebenarnya, Mac yang masih dua puluhan ini masih di masa nekat-nekatnya bertindak tanpa mikir lebih panjang tentunya. Sesampainya di Dublin, tanpa basa basi Mac langsung menghubungi kepolisian setempat atau Garda (dibaca : gar-duh, yang suka baca In Deathnya J.D.Robb pasti ga asing sama istilah Garda ini). Mac mendesak mereka untuk membuka kasus Alina, sayangnya mereka berkali - kali menolak.Mac yang kesal akhirnya pergi ke pub (sambil tidak lupa mendeskripsikan dirinya yang bagai Barbie itu. Pembaca yang kesabarannya tipis, pasti bakalan getok si Mac ini :)) ). Saat di pub itulah Mac melihat sesuatu yang akhirnya akan membuat hidupnya berantakan.

Ya, Mac melihat salah satu makhluk mitologi Irlandia yang terkenal yaitu Fae (jangan disamakan dengan Fairy atau para peri kecil ala Disney itu yah). Dengan glamor cowok tampan rambut panjang blonde ala Fabio (model-model cover jadul. Yang doyan baca novelnya Johanna Lindsey, pasti ngeh deh sama nih cowok), si Fae yang aslinya buruk rupa itu, sedang merayu wanita dan menghisap sari kehidupannya. Saat Mac ingin menolong wanita korban si Fae, seorang wanita tua memukul kepalanya, dan mengingatkannya untuk tidak mendekati makhluk itu. Mac yang kebingungan, lalu kesasar di salah satu bagian Dublin yang terbengkalai. Saat itulah dia menemui suatu bangunan bernama "Barrons Books and Baubles" . Disinilah Mac akan bertemu dengan salah satu orang terpenting dalam hidupnya, Jericho Z Barrons...

Eng, ing, eng, mas Barrons ini ternyata tipe - tipe alpha misterius yang pastinya bakalan bikin pembaca wanita kelepek - kelepek (termasuk saya :)) ) , walau sebagian pembaca mungkin akan menganggap beberapa tindakannya sangat tidak masuk akal dan bikin jengkel. Barrons terlihat terganggu dengan kehadiran Mac yang acap kali dipanggilnya Ms Lane, tapi mendadak tertarik setelah dia tahu Mac bisa melihat Fae. Mac ternyata adalah sidhe-seer, orang - orang yang diberi bakat untuk melihat melalui glamour Fae, dan Mac adalah tipe Null, yang bisa membekukan gerakan Fae dalam sekejab. Mac pun mengetahui arti "shi-sa-du" yang dicari Alina itu adalah buku legendaris berjudul"Sinshar Dubh" (shee-suu-do). Barrons menjelaskan bahwa Fae terdiri dari dua faksi. Seelie atau Fae yang berjalan di jalan cahaya, dipimpin oleh Ratu dan pendamping pilihannya. Lalu ada Unseelie atau Fae yang berjalan di jalan kegelapan, dipimpin oleh sang Raja dan selirnya. Barrons juga menjelaskan bahwa masing2 faksi mempunyai 4 benda keramat atau Hallows. Sinsar Dubh adalah satu dari Hallows yang diciptakan Raja Unseelie, sekaligus benda yang membuat Alina terbunuh dalam pencariannya.

Barrons bersama Mac lalu memburu semua Hallows milik Seelie dan Unseelie, apalagi ternyata Mac bisa mendeteksi letak Hallows (dan dia dijuluki OOPs oleh Barrons). Dimulai dengan pencurian Tombak Longinus yang dulu pernah menusuk tubuh Yesus, yang ternyata adalah Tombak Luisine (Spear of Luisine) , Hallows milik Seelie, di rumah vampir bernama Malluce. Tombak ini lalu diberikan Barrons pada Mac, dan ternyata tombak ini bisa membunuh para Unseelie. Lalu mencuri batu dari rumah miliarder Rocky O'Bannion. Untuk ini Mac merasa bersalah, karena dia merasa dirinyalah penyebab Rocky akhirnya harus mati dihisap kehidupannya oleh Fae Unseelie yang disebut Shade, setelah dijebak oleh Barrons.

Mac dan Barrons ternyata tidak sendirian dalam memburu Hallows dan Sinsar Dubh. Mac didatangi oleh V'Lane, pangeran Fae pendamping Ratu Aoibheal, pemimpin Seelie. Entah kenapa, setiap bertemu V'Lane ini otomatis Mac selalu terangsang, dan berakhir dengan dia melucuti bajunya tanpa sadar hingga telanjang . V'Lane adalah death-by-sex Fae, Fae yang seksualitasnya sangat vital, hingga menyebabkan wanita yang mendekatinya akan terangsang, menginginkan sex begitu hebatnya hingga akhirnya ketika mereka berhubungan intim, sang wanita pun mati. V'Lane menawarkan pada Mac untuk memberinya Sinsar Dubh, yang ditampik mentah-mentah olehnya. Bahkan sampai saat mereka bertemu di museum, dan Mac lagi - lagi tidak sengaja membuka bajunya, dan jadi tontonan di museum itu. Kasian banget ya :P

Dalam pencariannya untuk menemukan Sinsar Dubh ini, Mac sedikit demi sedikit menemukan fakta tentang kehidupan Alina. Termasuk juga kekasih Alina yang misterius. Di Dublin ini Mac diuji terus menerus dalam pembalasan dendamnya atas kematian Alina. Siapakah pembunuh Alina sebenarnya? Benarkah kekasih Alina adalah pembunuh sebenarnya atau malah orang lain? Siapakah Jericho Barrons yang misterius itu? Kenapa Barrons juga menginginkan Sinsar Dubh? Apakah Barrons sebenarnya adalah Fae, lalu di faksi manakah dia berpihak? Seelie atau Unseelie? Bisakah Mac mempercayai Barrons?

Darkfever adalah buku pertama dari seri yang sangat terkenal di Amerika sana, yaitu Fever series. Karen Marie Moning sebelumnya sudah dikenal melalui seri paranormal romancenya yang berkisah tentang para Highlander. Dan ternyata seri itu ada kaitannya dengan seri Fever ini. Saya sendiri memutuskan untuk membaca Darkfever, setelah mendengar kabar seri ini akan difilmkan oleh Dreamswork , bahkan digadang-gadang sebagai The Next Twilight. Hal yang tentu saja bikin kening saya berkerut. Secara satu-satunya vampir di buku ini adalah Malluce, villainnya, yang diragukan kevampirannya (karena memang status undeadnya entah asli atau palsu, walau akhirnya Mac membuktikan kalau Malluce adalah vampire asli) dan sama sekali tidak bling - bling kalau terkena matahari seperti keluarga Cullen.

Bersetting di Dublin, Irlandia, Karen Marie Moning membawa kita ke mitologi Irlandia yang lain daripada yang lain. Dublin ala Karen memiliki daerah- daerah terbengkalai yang dinamai Dark Zone dan merupakan tempat Shade, para Unseelie musuh Mac yang akan membunuhmu dengan sekali sedot (sedot jiwa loh, bukan sedot WC :)) ). Ditambah dengan elemen Hallows yang dibuatnya sendiri yaitu Sinsar Dubh (karena emang ga ada buku ini di Mitos aslinya), gabung dengan mitos Tuatha' De Danann (People of The Goddess Danu) yang sudah terkenal dimana - mana, DarkFever menjadi asyik untuk diikuti. Buku ini bercerita dari sudut pandang orang pertama, yaitu dari MacKayla Lane. Bagi orang yang ga suka sama kepribadian ala barbienya dan suka ambil keputusan semau guenya Mac, pasti akan agak sulit bersimpati pada Mac, walau saya tidak mendapati dia semenyebalkan itu. Karena apa yang dilakukan Mac wajar. Dia kurang bisa berpikir jernih, selain masih sangat muda (masih dua puluhan awal dan labil-labilnya),dia juga dibakar amarah dan dendam karena kematian Alina. Untungnya Mac punya Barrons, yang siap menolongnya saat Mac ada masalah, walau caranya tidak bisa dibilang romantis.

Yup, buku ini sama sekali tidak romantis, walau kita bisa melihat ada ketertarikan antara Mac dan Barrons. Barrons adalah type pria alpha yang arogan, dingin, misterius, sombong dan tak segan - segan mengancam Mac jika diperlukan.Dia bahkan sering mengejek Mac dengan sebutan "Rainbow Girl" mengacu pada penampilan ala Barbie Mac. Tapi, Barrons juga yang melatih Mac dalam rangka balas dendamnya. Barrons yang menjelaskan tentang dunia Fae pada Mac, "memanipulasi" Mac untuk membantunya memburu semua Hallows milik Fae dan Sinsar Dubh, walau apa motivasi Barrons mendapatkan semua itu masih belum jelas.

Kelemahan buku ini selain sudut pandang pertama yang mungkin bagi beberapa pembaca merasa tidak nyaman, adalah awal yang begitu lambat, dan gaya bicara Mac yang cenderung dipanjang-panjangkan. Untungnya gaya penulisan Karen Marie Moning enak dibaca, walau alurnya lambat, mengingatkan saya dengan salah satu penulis favorit saya, Nalini Singh, yang sama- sama punya alur lambat dalam ceritanya, tapi membuat saya tidak bisa berhenti membaca. Kelemahan lainnya adalah beberapa aspek tidak sesuai dengan sinopsis bukunya, seperti peran V'Lane. Kita hanya akan bertemu dengan V'Lane beberapa kali tapi tidak dengan sesuatu plot yang cukup berarti (selain V'Lane yang selalu bikin Mac tidak sadar buka baju :)) ) Pembaca lebih dihadapkan pada interaksi antara Mac-Barrons yang porsinya memang sangat banyak. Semoga kita bisa mengetahui tentang V'Lane ini lebih dalam di buku selanjutnya.

Dengan berbagai kelemahan dan kelebihannya,Darkfever adalah salah satu bacaan wajib bagi para pembaca penggemar genre paranormal dan fantasy. Kurangnya romance mungkin akan membuat penggila romance (kayak saya) menggerutu, walau saya akui saya menikmati ceritanya. Tapi gaya penceritaan Karen Marie Moning yang seru, mengasyikan dan enak dibaca, serta versi lain dari mitologi Irlandia/Celt yang sudah beredar, membuat buku ini patut untuk dimasukkan dalam wishlist dan daftar baca pembaca.

Favorite Quote :

There are really only two positions one can take toward anything in life: hope or fear. Hope strengthens, fear kills."

Rating cerita :


Sensualitas :

Jumat, 25 November 2011

Review : Count to Ten by Karen Rose

Judul : Count to Ten
Pengarang : Karen Rose
Penerbit : Dastanbooks Indonesia
Tebal : 636 halaman
Diterbitkan pertama kali : 2009
Format : Paperback
Target : Dewasa
Genre : Romantic Thriller Suspense
Bahasa : Indonesia
Status : Pinjam teman



Web Pengarang
Order di : Dastanbooks


Sinopsis :


Sebuah kebakaran besar di Chicago menghanguskan rumah keluarga Dougherty hingga rata dengan tanah. Kebakaran itu menewaskan Caitlin Burnette, putri seorang polisi. Hari berikutnya, kebakaran besar juga menewaskan Penny Hill, pensiunan pekerja layanan sosial. Kedua korban sama-sama diperkosa, disiksa, dan dipatahkan kakinya sebelum dibakar hidup-hidup!

Satu demi satu korban lain dengan penyiksaan yang lebih parah pun mulai berjatuhan. Letnan Reed Solliday, petugas Departemen Penyelidik Kebakaran, harus bekerja sama dengan Detektif Mia Mitchell dari Divisi Pembunuhan untuk mengungkap identitas si pembunuh dan misteri angka sepuluhnya. Penyelidikan mereka mengarah ke sebuah kasus lama penyiksaan dan pelecehan seksual. Di samping itu, kebersamaan Reed yang lembut dan Mia yang kasar selama penyelidikan juga memunculkan benih-benih cinta di antara keduanya. Namun, mereka harus berusaha keras untuk segera menangkap si pembunuh, karena ternyata Mia-lah yang menjadi sasaran si pembunuh selanjutnya..


Review :

Menceritakan tentang kasus pembunuhan yang digabung dengan pembakaran rumah yang dihuni korban. Dengan clue dari salah satu korban : " Hitung sampai sepuluh, dan pergilah ke neraka"

Letnan Reed Solliday adalah seorang penyelidik kasus kebakaran dari unit OFI, unit pemadam kebakaran Amerika. Suatu hari dalam suatu tugas, dia menemukan adanya mayat yang terbunuh dalam rumah yang telah terbakar. Belakangan diketahui, korban adalah seorang putri polisi. Karena itu Reed harus bekerja sama dengan kepolisian, dan dia berpartner dengan Detektif Mia Mitchell.

Mia Mitchell sendiri baru saja aktif bertugas setelah sebelumnya tertembak oleh genk punk. Mia merasa bersalah karena selain tertembak, dia juga menyebabkan rekannya Abe Reagan tertembak. Rasa bersalah itulah yang membuat Mia awalnya enggan berpartner dengan Reed. Namun the case still go on, the identification must be done, karena jumlah korban bertambah. Kasus yang awalnya terlihat acak, mulai terlihat titik terangnya setelah beberapa korban berjatuhan. Modus operandinya sendiri, si pelaku mengikat korban, memperkosa mereka (yang kebanyakan adalah wanita), mematahkan kakinya, lalu menyiram korban dengan semacam pemicu kebakaran. Terakhir dia membakar rumah korban, setelah hitungan ke sepuluh.

Mia dan Reed lalu menemukan kaitan dari kasus ini dengan pusat rehabilitasi anak2 nakal Hope Center. Apalagi setelah ada staf disana dan seorang anak yang terbunuh Juga kaitannya dengan sistem Layanan Sosial, yang bertugas mengambil anak2 terlantar dan memberikan mereka orang tua asuh. Sang pembunuh pun terungkap identitasnya, namun dia masih belum berhenti. Mia dan Reed harus berpacu dengan waktu untuk mencegah korban selanjutnya, sebelum akhirnya Mia sadar, bahwa korban terakhir bisa jadi adalah dirinya sendiri....



Agak sulit memberi rating buku ini karena, selain bukunya tebal (lebih dari 600 halaman!), ceritanya juga berpindah - pindah setting. Di awal cerita, saya masih harus menerka2 - nerka plotnya seperti apa, dan kasusnya yang seperti benang ruwet. Bikin saya hampir bosan bacanya. Tapi cerita mulai menarik setelah pertengahan cerita.Dan walaupun si pembunuh sudah terungkap, bukan berarti ceritanya sudah selesai. Karena Mia dan Reed masih harus menangkap si pelaku yang ternyata sangat cerdik ini...

Selain menceritakan tentang kasus yang mereka tangani, buku ini juga menceritakan tentang hubungan Mia dan Reed. Mia yang ternyata mememiliki masa lalu yang pahit, mengetahui rahasia kelam keluarganya dan berseteru dengan media massa, harus melawan perasaannya sendiri yang mulai peduli pada Reed. Reed sendiri juga masih belum mengakui bahwa dia membutuhkan Mia, karena masih merindukan almarhumah istrinya. Ada juga saat dia tidak setuju dengan ahli psikologi kepolisian, tentang psikologi manusia, lalu juga masalahnya dengan Beth, putri semata wayangnya yang beranjak remaja. Namun Mia dan Reed sama2 peduli dan sama2 membutuhkan, dan akhirnya sama2 mengerti kalau mereka sebenarnya saling mencintai...

Buku ini cukup emosional, dan kasusnya sendiri cukup unik, mengungkap kebobrokan sistem di Amerika dan penyimpangan perilaku manusia. Bagi penggemar thriller suspense pada umumnya dan penggemar Karen Rose, Count to Ten wajib masuk dalam daftar baca.

Rating Cerita:


Sensualitas :


Buku yang Baru Datang

Setelah sebulan mengalami masa "paceklik" dengan tidak adanya buku - buku baru, seengganya bulan ini saya sudah bisa bernafas lega, karena beberapa buku mulai "mengalir" ke lemari buku saya (yang sebenarnya belum ada karena saya baru saja pindah ke Jakarta dan masih cari kos - kosan)

Without further ado, ini adalah buku - buku yang barusan datang untuk periode bulan November (saya ingin ke Pekan Buku Jakarta minggu depan, tanggal 27 November, tapi memutuskan untuk memposting buku - buku yang mungkin nanti saya beli di bulan Desember)


Menang dari Blog/Website/Author



ENEMY LOVER & ENEMY MINE by KARIN HARLOW
IT HAPPENED ONE BITE by LYDIA DARE


Buku Bahasa Inggris yang Dibeli

HEART OF FIRE & SHADES OF TWILIGHT
by LINDA HOWARD



Buku Terjemahan yang Dibeli

13 REASON WHY by JAY ASHER (terjemahannya Mery nih ;) )
BESPELLING JANE AUSTEN (DARAH, PRASANGKA, dan MANTRA) by VARIOUS AUTHOR

Dari Penerbit untuk Direview


HOTEL ON THE CORNER OF BITTER AND SWEET by JAMIE FORD
(Thanks to Penerbit MATAHATI)

Bulan ini saya akhirnya bahagia juga karena dapat buku banyak :)).
Jadi, buku baru apa yang sekarang ada di lemarimu?




Senin, 07 November 2011

Festival NaNoWriMo : Snippet bagian 1

Kucing ini ingin tahu apa yang telah aku tulis! o_O

Postingan sebelum hiatus benar - benar dimulai
Snippet dari Novel "Never Walk Alone". Enjoy!

Bab 1 :

Aku tidak sadar bahwa malam ini adalah malam terakhir aku bisa bersama-sama keluargaku. Otakku sebagai anak kecil tidak bisa mengerti akan konsep hidup sendiri di usia yang sangat belia. Apa yang sebenarnya disembunyikan ayah dan ibu , hingga mereka memutuskan diriku harus hidup sendiri? Apakah aku harus berpisah dengan mereka… selamanya? Tidak, aku tidak mau! Mereka satu – satunya keluarga yang kumiliki. Yang aku tahu baik ayah maupun ibu sama – sama yatim piatu dan walaupun mereka memiliki sepupu atau saudara jauh, mereka tidak pernah mengatakannya.

Pertanyaan yang terus terulang – ulang dalam pikiranku. Kenapa harus hari ini mereka mengatakan aku harus hidup sendiri? Lalu, kemana aku harus pergi?

Sementara itu, angin di luar jendela semakin keras dan bunyinya menderu-deru. Mengerikan. Roman muka ayah menegang, Ibu berhenti menangis, tapi dia memelukku erat sekali. Aku hanya terdiam. Bulu kudukku merinding, aku merasa sesuatu yang jahat akan tiba di rumah ini. Sesuatu yang jahat yang membuat ayah dan ibu mendadak menyuruhku hidup sendiri.

Sedetik kemudian, jendela di semua rumahku pecah. Aku merasakan angin berhembus sangat keras dan dinginnya malam yang menusuk menerpa wajahku. Listrik di rumahku mati, tapi syukurlah masih ada secercah cahaya dari luar rumah yang masuk ke dalam rumah, jadi aku masih bisa melihat dimana ayah dan ibuku berada. Kami hanya terdiam, menunggu sesuatu terjadi. Menunggu sesuatu yang mengancam keselamatan kami.

Lalu, sosok-sosok yang tak kukenal masuk ke dalam rumah kami.


The end ...

Bercanda :P.

Penasaran kah? Nantikan snippet berikutnya tetap dari novel yang sama. =D

Note : Untuk post tentang novel "Never Walk Alone" akan saya posting setelah aktif kembali.

Hiatus??

Kemana si empunya blog?


Sebelumnya postingan ini cuma bersifat "announcement" aja. Saya akan pergi ke Jakarta dalam rangka job interview. Kemungkinan sih 2- 3 hari lagi bakal balik, tapi bisa jadi seminggu. Siapa tahu saya dipanggil buat tes selanjutnya (doakan saja yah!)
Jadi kalau blog ini sepi tidak ada kabar, bukan berarti saya mangkir loh.
Cuma karena kemungkinan ga ada internet di rumah saudara, saya jadi ga bisa update *sad*

Nantikan postingan - postingan menarik dari saya setelah saya aktif kembali *cheers*

Jumat, 04 November 2011

Festival NaNoWriMo : Apa itu NaNoWriMo?

bukan permen nano - nano

Bagi yang kenal saya di Facebook atau follow di Twitter, pasti sering heran sama saya yang sering banget ngomongin NaNoWriMo, atau ngetweet dengan hashtag #NaNoWriMo. Kadang juga hashtag #1k1hr . Bingung dengan saya yang tiba - tiba pake bahasa Alien? (kalau ga juga gapapa sih, hmpfh). Penasaran sama NaNoWriMo itu apa?

Silakan cek di Q & A di bawah ini ya. Saya akan menjawab pertanyaan tentang NaNoWriMo ini sesuai dengan apa yang saya tahu

Q : Jadi, NaNoWriMo itu apaan?
A : NaNoWriMo adalah singkatan dari National Novel Writing Month, atau Bulan Menulis Novel Nasional. Diselenggarakan setahun sekali, dimulai setiap tanggal 1 November. Event ini berasal dari Amerika Serikat, dan walau namanya "Nasional" sebenarnya pesertanya boleh dari belahan dunia di mana saja. Termasuk Indonesia tentunya.

Q : Kalo gitu harusnya "National" diganti "International" aja dong
A : ....
Saya sih kurang tahu masalah ini -_-"

Q : Terus si Nano Nano ini ngapain?
A : NaNoWriMo yah, jangan samakan dengan nama permen itu *elus - elus dada*. NaNoWriMo mengharuskan pesertanya untuk menulis minimal 50 ribu kata hanya dalam waktu sebulan. Karena itu event ini akan berakhir di tanggal 30.

Q : Waaaaks? 50 ribu kata?
A : Yup, 50 ribu kata. Jumlah yang tidak sedikit tentunya. Karena itu minimal para Wrimos ini harus menulis 1667 kata per harinya.

Q : Terus, kalo udah selesai nulis diapaain?
A : Peserta atau Wrimos akan memvalidasi novelnya di kotak "word count" yang ada di website NaNoWriMo. Jika mereka berhasil menulis 50 ribu kata, mereka akan dinyatakan sebagai pemenangnya.

Q : Yang menang dapat apa?
A : Pemenang akan dapat sertifikat kalau dia pemenang NaNoWriMos, dan bisa dipajang di mana saja. Mau dishare di FBnya atau di web, atau di blog.

Q : Aih, ga dapet duit? Di mana asyiknya??
A : NaNoWriMo memang hanya untuk fun. Untuk penulis amatir, ini digunakan untuk menyalurkan bakat menulis mereka atau menuangkan ide - ide yang lama terpendam di otak. Untuk penulis profesional, tentu saja untuk membuat karya baru yang nantinya akan diajukan ke penerbit.

Q : Wow, penulis profesional juga? Waduh kayaknya susah ya?
A : Ha, ha, ha. Ga juga. NaNo ini bukan saingan cerita siapa yang lebih bagus atau lebih menarik. NaNo lebih sebagai tantangan bagi para Wrimos untuk menulis 50 ribu kata sebelum tenggat waktu saja. Dan jangan salah lho, NaNoWriMo juga bisa jadi ajang penulis amatir buat mengajukan karya mereka ke penerbit. Banyak novel - novel bikinan para Wrimos yang nantinya sukses di pasaran. Contohnya di Amerika Serikat sana adalah Erin Morgensten dengan The Night Circus nya yang ditulis saat beliau mengikuti NaNoWriMo ini. (kalau yang dari Indonesia, saya belum tahu *malu*)

Q : Wah, aku jadi lumayan tertarik sama si Nano ini. Aku jadi pengen daftar juga. Gimana caranya?
A : Seneng nih saya bisa bikin kamu tertarik. Caranya gampang kok. Kamu tinggal klik ke webnya NaNoWriMo di sini. Bikin akunnya, setelah divalidasi, tinggal diisi info tentang kamu, novel yang kamu bikin apa, sinopsis dan cuplikannya. Jangan lupa untuk mengatur region kamu ke Asia- Indonesia, ya. Karena banyak juga orang Indonesia yang ikut NaNo ini. Lalu, main - main ke forum mereka di sini . Siapa tahu ketemu teman baru dan di sana juga banyak para Wrimos yang berbagi pengalaman.

Q : Tapi aku bingung nih mau nulis apa? =(
A : Ha ha ha, awalnya saya juga sama kok. Tapi yang namanya ide itu selalu ada. Di forum NaNo saya sering ketemu sama mereka yang suka nulis fan fiction. Kalau kamu suka nulis fan fiksi, itu juga bisa dicoba. Untuk saya sendiri, saya menulis ulang novel yang dulu di bikin pas SMA.

Q : Curang dong!
A : Ya, ngga dong :p. Karena novel saya dulu itu hanya 10000 kata, dan acak - acakan. Jadi NaNoWriMo ini bisa dijadikan ajang buat nulis itu lagi. Dan percaya saja kalo namanya ide itu selalu ada. Saya juga menemukan ide - ide baru buat mengembangkan novel saya ini. Ga bisa dibilang curang, karena saya nulis lagi dari awal! Untuk lebih lengkapnya tentang novel saya, silakan cek pos selanjutnya yang saya bikin untuk jelasin novel saya ya.

Q : Aku pengen ikut, tapi sudah telat.
A : Iya nih sayang sekali. Tapi kamu bisa ikut kok tahun depan, karena event ini selalu ada tiap tahun, sejak dimulai tahun 1999 lalu. Dan kamu bisa lebih mempersiapkan diri untuk ikut NaNo selanjutnya.

Q : Oke deh, semoga tahun depan aku bisa ikutan. Betewe, ini event NaNo kamu yang keberapa sih?
A : Ini event saya yang pertama. Yah, awalnya ikut NaNo karena melihat tweet dari beberapa author luar negeri yang saya follow dan penasaran. Lalu saya menghubungi salah seorang teman di FB, Christian Simamora. Pada kenal Christian ga? Dia ini penulis yang beberapa bukunya sudah diterbitkan oleh penerbit Gagas Media (walaupun saya ga pernah baca bukunya, maaf ya, hmpfh). Setelah berbincang - bincang di wall FBnya Christian, saya pun memantapkan hati buat ikut NaNo. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, just for fun dan untuk menuangkan ide yang lama terpendam saja :) .

Q : Terus ada rencana buat nerbitin novel kamu?
A : Saya sih belum ada rencana kesana, karena jujur saja berusaha konsisten untuk nulis setiap hari dan itu susahnya bukan main. Kadang ada rajinnya, kadang malesnya minta ampun. Dan berhubung saya nulis hanya untuk memenuhi kuota harian (1667 kata/ hari), jadinya bener - bener ga pernah ngedit novel saya. Saya bisa melakukannya setelah NaNo ini selesai.

Q: Apa sih yang kamu dapat dari event NaNo ini?
Terlalu dini yah untuk itu. Sementara ini hal yang saya pelajari dari NaNo adalah tentang disiplin dan konsistensi. Disiplin untuk memenuhi target harian kamu dan konsistensi untuk terus menulis tiap hari.

Q : *terpana* Waks, ya udah. Good luck ya buat event NaNo ini!
A : Yup, sama - sama. Semoga kamu bisa ikut tahun depan =).


Bagaimana? Setelah membaca Q & A di atas, apa rasa penasaran kamu tentang NaNoWriMo terjawab? Atau masih ada yang pengen kamu tanyakan? Jangan segan tanya sama saya di kotak komen di bawah ini ya =) .Dan bagi Wrimos yang baca pos ini, ayo semangat menulisnya!!

Tips - tips yang berkaitan dengan NaNoWriMo :

http://www.mediabistro.com/galleycat/category/nanowrimo
http://nicolehumphrey.net/10-quick-tips-for-first-time-nanowrimo-participants/
http://wrimosftw.blogspot.com/

Bagi yang menyukai tantangan saat menulis :
http://writeordie.com/

Dan bingung memberi nama buat karakternya , apalagi kalo karakter dari luar negeri :
http://www.20000-names.com


Review : Kisah di Balik Layar oleh Meggin Cabot



Judul Asli : She Went All That Way
Judul Terjemahan : Kisah di Balik Layar
Pengarang : Meggin Cabot
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 448 Halaman
Diterbitkan pertama kali : 2004
Target : Dewasa
Genre : Contemporer, chicklit
Status : Punya sendiri =)

Sinopsis :

Beberapa film yang ditulis Lou Calabrese sukses, bahkan ia mendapat penghargaan sebagai penulis skenario terbaik untuk film terakhirnya. Namun kesuksesan belum memanjakannya, hanya membuatnya akrab dengan kemewahan, dan membawanya ke dalam situasi berbahaya...

Ia terjebak dalam helikopter bersama aktor sekaligus "musuhnya", Jack Townsend, dalam perjalanan ke lokasi syuting di Alaska. Aktris mantan kekasih Jack tiba-tiba menikah dengan aktor mantan kekasih Lou, yang meninggalkannya begitu saja setelah sekian lama. Lou telah bersumpah takkan mau terlibat dengan aktor lain.

Namun sialnya, helikopter itu terjatuh di gunung bersalju, setelah si pilot yang ternyata pembunuh bayaran gagal menghabisi Jack. Dan sialnya lagi, Lou terpaksa berjuang mempertahankan nyawanya, dan nyawa Jack tentu saja, dari gerombolan pembunuh yang mengejar mereka berdua di antara hutan belantara Kutub Utara. Dan itu semua hanya gara-gara Jack... seorang aktor lain dalam hidupnya

Review :


Review pertama untuk blog ini, yey! *tepuk tangan, tebar - tebar konfetti =)).
Daripada saya kebanyakan nyerocos di awal, lebih baik saya mulai deh ceritanya buku ini.

"Kisah di Balik Layar" berlatar belakang hiruk pikuk dunia perfilman di Hollywood. Lou Calabrese, seorang penulis naskah skenario yang baru saja mendapat Academy Award, berkat film Hindenburg yang menggambarkan kemenangan semangat manusia (ini apaan sih? :)) ), harus menerima kenyataan pahit kalau mantan pacarnya Bruno di Blase (alias Barry Kimnel) telah menikah dengan lawan mainnya Greta Wolston. Si aktris yang bersangkutan diketahui baru saja pisah dengan mantan kekasihnya, Jack Townsend ,beberapa hari lalu

Seolah nasib tidak mungkin lebih buruk lagi, Lou harus satu pesawat (baca : helikopter) dengan si musuh bebuyutannya, yaitu Jack Townsend sendiri. Jack tak tahu kenapa Lou membencinya, tapi Lou punya alasannya sendiri. Jack dianggap telah mengganti kalimat dalam naskah Lou di film Copkiller. Dari kalimat yang awalnya "
Its always funny until someone get hurts , diubah Jack menjadi " I need a bigger gun , yang malah jadi quote favorite dari sang aktor. Selain itu Jack dulunya adalah mantan pacar dari sahabat Lou, Vicky Lord, istri dari sutradara Tim Lord. Orang yang menyutradai Copkiller IV, film yang lokasi syutingnya adalah tujuan Lou dan Jack yang sekarang berada dalam satu helikopter.

Sayangnya ditengah perjalanan, Jack dan Lou (yang saling menghindar, tapi juga curi-curi pandang :)). tipikal cerita seperti ini memang. ) mendapati diri mereka dalam bahaya, karena sang pilot menodongkan pistol ke arah Jack. Ada seseorang yang ingin Jack mati. Saat berusaha mengorek keterangan dari sang pilot, helikopter itu terjatuh. Dan praktis saat ini Jack dan Lou tersesat di La La Land, ngg, maksudnya belantara Alaska =))

Masalah tidak berhenti begitu saja, karena masih ada ancaman pembunuhan yang ditujukan untuk Jack. Jack dan Lou bekejar- kejaran dengan pembunuh yang mengincar mereka, menemukan kabin, keesokan harinya dikejar lagi, sampai akhirnya menemukan rumah pemburu yang layak untuk mereka huni. Sepanjang itu pula Lou dan Jack selalu bertengkar, tapi juga kelihatan kalau mereka saling tertarik satu sama lain, sampai pada puncaknya setelah acara makan malam di dapur (ehem-ehem ;)) )

Tiga hari telah berlalu, setelah kecelakaan helikopter, dan Jack serta Lou tetap berusaha melarikan diri dari pengejar mereka, sampai akhirnya mereka berdua menemukan bar, dan meminta pertolongan.

Masalah selesai??

Tidak juga, karena rupanya ancaman pembunuhan terhadap Jack masih berlanjut, dan parahnya saat itu Jack sadar bahwa mungkin selama ini Loulah yang selalu dia cari2 sebagai pendamping hidupnya nanti...

Sebenarnya saya baca buku ini sudah lama, sekitar akhir tahun 2010 lalu. Saya dapat pinjeman dari teman saya Retno Adhisty yang akrab dipanggil Kimbab, dan membacanya pas perjalanan pulang ke Malang. Pas itu saya baru saja balik dari rumah kakek kalau ga salah ingat.

Buku "Kisah di Balik Layar" ini adalah buku pertama dari Meg Cabot yang saya baca. Selama ini saya mengasumsikan si Meg Cabot ini terkenal dengan "Princess Diaries"nya. Saya ga pernah baca bukunya, tapi jelas nonton filmnya. Siapa sih yang ga kepincut liat si cantik Anne Hathaway? Makanya saat teman saya si Kimbab ini punya bukunya Kisah di Balik Layar, terus terang saya cukup penasaran juga. Penulis remaja menulis cerita untuk pembaca dewasa? Hmmm.

Dan, berterimakasihlah saya sama si Kimbab ini, ternyata saya kasih buku ini 5 bintang. Walaupun saya ini cukup dermawan dalam memberi rating, tapi untuk genre kontemporer dan chicklit mendapat 5 bintang? Itu sudah luar biasa. Saya bener - bener terpesona sama ceritanya. Gaya menulis Meg Cabot atau Meggin Cabot disini berjalan mulus layaknya jalan tol dan tidak membosankan untuk dibaca. Membuat saya masuk ke dalam ceritanya dan tidak bisa berhenti membaca.


Dari yang awalnya hate at the first sight, dan lama - lama jadi saling jatuh cinta, walaupun juga sama - sama menyangkal. Lou tidak mau terluka lagi hatinya gara2 aktor, dan Jack, seperti halnya pria bule kebanyakan, anti komitmen. Mungkin Jack berniat menjadi George Clooney yang juga betah jadi bujangan itu :)). Menyenangnkan melihat mereka beradu mulut, karena Lou bukan tipe yang bisa terintimidasi, dan Jack tahu bahwa Lou adalah satu2nya wanita yang kebal pesonanya (setidaknya begitu).

Selain Jack dan Lou, tokoh2 lain juga tak kalah seru ceritanya, tapi yang paling berkesan adalah cerita Eleanor Townsend (ibu Jack) dan Frank Calabrese (ayah Lou). Rupanya tidak hanya anak mereka berdua yang kena panah cupid, walau sudah tua, cinta pun bisa datang kapan saja... :)). Dan juga ada si Bruno di Blase alias Barry yang masih aja mengejar2 Lou, walau harus menerima kenyataan kalo dirinya kebanting sama si Jack.

Untuk Chicklit, buku ini tergolong cukup "steamy" (bukannya saya protes, hohoho), cukup kaget juga waktu tau , tapi akhirnya yah lanjut terus bacanya [hmpfh]. Yang pasti untuk fansnya Meg Cabot, baik lama maupun baru, "Kisah di Balik Layar" adalah bacaan wajib.

Note : Walaupun saya pinjam punya teman, syukurlah saya nemu buku ini di Gramedia Malang. Sudah tinggal 1 biji, dan saya beli sekitar awal tahun 2011 ini. Buku ini diterbitkan tahun 2004, dan saat ini keberadaannya sudah sangat langka sekali. Kebanyakan yang beredar adalah versi "used" atau sekennya. Saya cukup beruntung dapat versi masih baru, walau sudah dibungkus dengan plastik cukup kumal :)).


Rating :

Cerita :


Sensualitas :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...