Selasa, 10 September 2013

Review Film : The Mortal Instruments - City of Bones



Judul : The Mortal Instruments - City of Bones
Adaptasi dari : City of Bones karya Cassandra Clare
Durasi film : 130 menit
Pemain : Lily Collins, Jamie Campbell Bower, Rob Sheehan, Jemima West, Kevin Zegers, Lena Headey, Jonathan Rhys-Meyers
Sutradara : Harald Zwart
Genre : Fantasy
Rating : Remaja

Review :

Sama seperti Percy Jackson - Sea of Monsters, saya belum punya kesempatan baca buku pertama seri Mortal Instruments karya Cassandra Clare yang fenomenal itu. Maka, pengalaman nonton City of Bones ini murni hasil nonton, dan juga saya g ngeliat sinopsisnya di wiki atau review filmnya di blog manapun. Walau memang sudah lihat - lihat berita dari Twitter kalau City of Bones ini belum apa - apa udah flop di Amrik sono. Bahkan sampai Cassandra Clarenya klarifikasi kalau dia g punya kuasa atas skrip filmnya (yah, emang penulis mana yang punya?), teman sejawatnya bikin bete calon penonton (tweet Ally Carter yang bilang kalau yang g nonton City of Bones itu berarti sexist), isu plagiarism dari jaman City of Bones masih berupa fanfic yang bikin filmnya gagal, dsb, dst, dll. Walau sudah tahu itu semua, saya masih berpendapat kalau film ini bagus. At last, better than Percy.

Guess I'm wrong :( . City of Bones, is indeed city of mess. Penasaran ma review saya? Akan ada beberapa spoiler lho, walau saya g akan bocorin twist-twistnya. Beware, you've been warned ;)



Saya nonton City of Bones tepatnya hari Senin kemaren setelah pulang kantor. Dan telat sekitar 15 menit. Ya iyalah, abis dimulainya pas mau Maghrib, maka saya suruh suami saya K buat sholat dulu. Adegan dibuka dengan dunia Clary Fray (Lily Collins) yang jungkir balik setelah melihat cowo dengan gaya gothic membunuh penjaga klub. Dan cuma Lily aja yang bisa melihatnya, sementara sahabatnya Simon Lewis (Rob Sheehan) bingung karena tidak melihat apa - apa. Cowo itu, yang bernama Jace Waylands (Jamie Campbell Bower) menemui Clary, dan mengatakan kalau dirinya adalah Shadowhunters, penjaga klub yang dia bunih adalah iblis, sedangkan Clary dan Simon adalah Mundane alias manusia biasa. Hmm, dari sini aja, saya udah merasa kalau City of Bones itu mirip Harry Potter. Mundane = muggle, see?


Hidup Clary makin tak karuan setelah ibunya, Jocelyn (Lena Headey) menghilang, dan ternyata dirinya juga Shadowhunters. Musuh mereka adalah Shadowhunters di bawah pimpinan Valentine Morgensten (Jonathan Rhys-Meyers) yang mengincar Cawan Manusia, salah satu dari The Mortal Instrument. So, Jace dan dua sahabatnya kakak beradik Alec Lightwood (Kevin Zegers) dan Isabelle (Jemima West) , mengajak Clary ke Institute (yang well, mirip Hogwarts). Disanalah Clary belajar tentang masa lalunya, sembari mencari Cawan Manusia dan menyelamatkan ibunya. Di lain sisi, terjadi cinta segitiga (atau segi empat yak?) yang rumit antara Clary, Jace, dan Simon (plus Alec, hehehe).

Awal film ini sebenarnya menjanjikan. Full action, acting yang bagus dari Lily Collins (she way, way better than K-Stew :P), mitologi tentang nephilim (setengah manusia, setengah malaikat) dan Shadowhunters. Sayang, lama - lama ceritanya kedodoran. Dalam otak saya , saya genjreng gitar sambil nyanyi2 "mau dibawa kemanaaa, cerita kitaa?" . Waktu dua jam terasa lamaaaa dan menyiksaaaa. Saya sampai bolak balik liat jam tangan.

Masalah utama City of Bones itu simple. Terlalu banyak kemiripan dengan film - film lain! Saya berkali - kali mengalami dejavu, terutama saat di Institute, bahwa beberapa adegan itu mirip dengan adegan di Harry Potter. Lalu, kemiripan dengan Twilight, dan Star Wars . Yuk, mari saya geber apa aja yang mirip :

- Keberadaan Institute yang berada di pertengahan Brooklyn, dan tertutup dari mata manusia. Sama kayak Hogwarts yang bisa diakses dari platform 9 3/4
- Interior Institute yang sedikit banyak ngingetin saya sama Hogwarts. Bahkan saat adegan Alec ngancem Clary buat ga deket2 Jace, jembatan yang menghubungkan dua ruangan Institute, mirip rip rip sama di Hogwarts
- Valentine, of course he's Voldemort copycat! Alasannya memburu Cawan Manusia adalah untuk memurnikan darah Shadowhunter. Mirip kan sama Voldemort?
- Hodge yang mengingatkan saya akan Dumbledore
- Luke Garroway, mengingatkan saya akan Remus Lupin
- Adegan saat Jace melucuti senjata saat memasuki rumah Madam Dorothea, tetangga Clary, mirip dengan adegan saat Elizabeth Swan melucuti senjatanya di Pirates of Caribian 3
- Simon, entah kenapa dia ini mix antara Jacob dan Harry Potter, lol!
- Ada adegan Jace main piano yang mengingatkan saya saat Edward memainkan lagu Bella's Lullaby di Twilight
- Adegan Jace dan Clary yang merayakan ulang tahun yang entah kenapa, mirip Twilight!
- Dua anak buat Valentine yang garang tapi terlihat idiot, mirip sama Crabbe dan Goyle. 
- Twist mendekati ending yang mirip Star Wars, wkwkwkwk.

Oke, memang there's nothing new under the sun, tapi beberapa kemiripan film City of Bones dengan film - film lain cukup mengganggu saya. Saya bahkan ga bisa menikmati humornya yang menurut saya sih garing kriuk - kriuk kayak makan kerupuk yang ga enak. Yang lain ketawa, saya cuma bilang ke suami "emang lucuk?" Belum lagi akting kurang maksimal dari beberapa pemainnya. Yang cukup disturbing tuh akting Jamie sebagai Jace. Alih - alih terlihat cool dan menawan, Jace versi Jamie itu serba nanggung. Keliatan kayak junkie dan berandalan! Saya juga kecewa ngeliat Valentine versi JRM, apalagi kostumnya yang bikin saya ngakak. Kenapa pula pake baju yang ngeliatin dada, malah kelihatan konyol. Valentine sama sekali ga keliatan badass di mata saya. Adegan pertarungan Valentine dengan Jace juga mengganggu, karena kedua orang itu ngeluarin suara saat berantem. Ah, uh, auh, ciat - ciat gitu, hihihi. Godfrey Gao, sayangnya juga ga maksimal jadi Magnus Bane. Saya ga nangkap kesan misteriusnya, sehingga karakter Magnus ini terkesan numpang lewat. Yang bisa dibilang bagus sih cuma Clary, Simon dan Isabelle, yang terakhir ini menjadi favorit saya di film ini.

Satu lagi yang mengganggu, kualitas terjemahan subtitlenya yang sedikit parah. Masa ada dialog yang aneh, dimana kata - kata aslinya adalah "Jace has a chip on his shoulder" yang diterjemahkan secara harafiah (Jace mempunyai chip di bahunya), padahal itu kan idiom. Lalu kata "drawing" yang diterjemahkan jadi "melihat" #tepokjidat. Twist mendekati ending juga yang dataar banget kayak piring. Padahal walau twist itu memang mirip Star Wars, seandainya skripnya bagus, dan eksekusinya juga bagus (plus akting bagus), maka bisa jadi adegan yang epic. Yang bikin cukup ngehe, City of Bones alias Kota Tulang cuma disebut sekali doang. Lah, kirain tempat yang penting gitu.

So, yeah, saya jadi tahu kenapa film ini flop di US (cuma dapat separuh dari budget, padahal udah 3 minggu lebih). Efeknya memang bagus (walau banyak plothole dimana - mana), dan mitologi di baliknya cukup keren mengingat saya suka angel mythology. Sayang ceritanya yang nanggung, akting nanggung, cuma ngandalin nama - nama besar artisnya, bikin film ini juga nanggung. Saya jadi nyesel keluar duit buat nonton bioskop, mungkin harusnya nonton hasil donlod saja, wkwkwk. Dan saya yakin, banyak adegan penting di bukunya yang ga ada di filmnya. Jadi, kayaknya saya musti baca bukunya nih.

Verdict?

Kalau suka film YA dengan efek keren, penuh aksi dan bosen sama Twilight, mungkin bisa mempertimbangkan buat nonton City of Bones. Tapi bahkan saya menganggap dalam beberapa aspek Twilight masih mendingan daripada City of Bones, so lebih worth it kalau ditonton versi donlodnya saja X)




Rating : 




Sensualitas

Ada adegan kissing antara Jace dan Clary (dan saya terus terang kasihan sama Bonnie Wright, karena gara - gara film ini Jamie mutusin pertunangan mereka gara2 cinlok sama Lily... *lah malah gosip :P*)

23 komentar:

  1. muahahahhaa......... sepanjang film gw sama uli bikin dialog sendiri + ngarang adegan sendiri dan sampe akhir masih belum paham Valentine itu kenapa?!

    baca blog mu baru ngeh kl die ingin memurnikan darah Shadowhunter dan ttp ga ngerti jg cara memurnikannya itu dgn bereksperiment? **hah kan gw kaga mudeng**

    banyak banget adegan yg ga perlu ada jg kaga ngerubah jalan cerita kok...
    yg paling parah, gw ga bisa ngerasain Clary - Jace saling suka sama lain, meski tatapannya kek tatapan penuh cinta tp ttp ga berasa cintanya... hmpfh
    mbuh lah... gw jg nyesel ntn ini LOL

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, Ies komen disini.. :* :* X)

      Aku juga ga mudeng, buat apa dimurniin darah Shadowhuntersnya? Apa karena ada merid ma manusia kayak penyihir ma muggle gitu kali ya? Tuh kan, dari situ aja udah mirip HarPot :P

      Iyaa.. nyesel pula nonton ini, ga tahu dimana pesona Jace. Kayak orang ngedrug gitu, wkwkwkwk

      Hapus
  2. ohh rupanya itu kegunaan cawannya buat murniin darah Shadowhunter? eh knp perlu dimurniin? Wkwkwk, ngga baca bukunya. Aku malah tambah males baca bukunya. Gara2nya sih dipanjang2in ga perlu plus jadi terlanjur ilfil sama jace, karena udah terlanjur ngebayangin Jamie sbg Jace.

    Mending baca YA lain yg lebih bagus.

    Eh tapi ini tetep rencana mau dibuat lanjutannya ya? Citu of Ashes?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mau dibikin yang City of Ashes. Sampai ada Sigourney Weaver juga tuh. Kayaknya trend film YA tuh gitu ya, pake nama - nama besar biar kalau ceritanya ga menarik, masih bisa ditonton

      Hapus
  3. Hodge mirip Dumbledore?!!!! :O hayoooo mbak nonton sambil tidur nih ._. Hodge kan jahat mbak ._. gak ada miripnya dengan Dumbledore.

    Selebihnya??? Memang mirip si :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeee.. kok ngantuk? -__-" Mirip disini lebih ke sama2 semacam kepsek aja. BTW, yang Hodge jahat kan itu semacam spoiler tuh :))

      Hapus
  4. saya sih udah malas buat nonton ini. Setelah membaca buku ketiganya, City of Glass, dan merupakan satu-satunya buku dari seri itu yang saya baca, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan membaca serial tersebut, meski saya suka karakter Isabelle dan Sebastian :p

    BalasHapus
  5. author nya cukup ikut terlibat ko dengan pembuatan film nya :P

    http://flavorwire.com/411365/cassanda-clare-jumps-ship-as-the-moral-instruments-begins-to-look-like-a-box-office-bomb

    http://www.hollywoodreporter.com/news/mortal-instruments-how-author-cassandra-609043

    btw just FYI sekuel nya City of Ashes kena Delayed

    http://www.thewrap.com/mortal-instruments-city-of-ashes-delayed-exclusive/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah, padahal dia sendiri bilang di Oh no they didn't kalau dia sendiri kurang terlibat :O (ada di tumblrnya juga). Mana nih yang bener? :P

      Didelay ya? Ya iyalah flop berat gitu, dan juga imho ceritanya g karuan :/

      Hapus
    2. 22 nya bener. tapi karena author nya ga mau di salahin lah atas jeblok nya film, jadi dia lepas tangan deh dengan bilang dia ga ada kekuasaan atas pembuatan film nya. padahal dari awal film dia cukup terlibat sampe casting pun dia terlibat. tes chemistry antara Collins/Bower juga dia terlibat en pas dia liat video test chems mereka dia hepi bgt ma 2 orang itu karena menurut dia mereka b2 itu Jace/Clary yg pas :P

      ya begitulah Cassie Clare, dia ga mau di salahin atas jeblok nya film, jadi langsung lah dia bikin pembelaan sendiri :P lagian ngapain ya dia kesan nya takut bgt di salahin, kan kalo film mah dah di luar kuasa author (even author sedikit terlibat ya) secara kan itu mah dah wewenang penuh tim film :P

      Hapus
    3. Cassie Clare itu penuh kontroversi yah? kayak Rowling donk, elegant. Dia ga banyak comment.

      Hapus
  6. Kalo aku benernya ngga pengen nonton di bioskop tapi karena ponakanku pengen, ya sudahlah.

    Terganggu dengan Jace yang dandanannya plek ketiplek sama dia pas jadi King Arthur di serial Camelot. Selama nonton yang keinget pas dia seduce Guineverre hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya dia peran - peran yang typikal bad boy gitu ya Lila. Aku malah membatin, gimana perasaan Bonnie ngeliat Jamie sama Lily. Tapi mereka berdua kayak kena karma yak, dengan film yg flop *oke ini g masuk akal, tapi biarlah X)*

      Hapus
  7. Nggak tertarik nonton hahahaha, kesannya film YA alay gt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tonton versi downloadnya saja Mbak Yuska :P

      Hapus
  8. ni ada komen dari fan TMI yg b'tanya2 atas sikap CC "berubah (dari excited selama production eh sekarang mingkem aja :P)" setelah film TMI pendapatan nya Flop :P

    "What I’d really like to hear from Cassie would be a simple answer to the question: did YOU like the movie? does it do your book justice in your opinion? She sounded so excited and pleased during the production and now after the poor box office results she did literally everything to distance herself from the project. I guess she does it so the fans don’t blame whatever they didn’t like in the film on her, but I don’t think any of them really want to place blame, they just want her opinion. And she has avoided to give it. And I personally think she should say something already. It just would be natural for her to say something about her impressions from the movie as a whole. If you didn’t like it say, if you did, say it just as well. She always had an opinion about the project, why stop now? This sudden “it’s none of my business” attitude is neither a nice nor a wise move, not at all."

    http://tmisource.com/2013/09/11/cassandra-clare-sounds-off-on-postponement-of-city-of-ashes-a-delay-could-be-good/#comment-83869

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inilah kenapa aku males ngeliat pengarang yang seakan excited banget liat castnya, pokoknya yang berapi - api gitu. Bilang kalau cast itu sudah perfect, because, hey she's the writer, she know her characters. Lalu pas filmnya ngeflop, langsung " yaaa.. gitu deeh " #tepokjidat

      Sekarang tuh yang kayak gitu si Diana Gabaldon ma Outlandernya. Dia terlalu over excited sih, dan fans yang g puas kayak dia suruh "tutup mulut". Hahaha, malas abis jadinya

      Hapus
  9. Aduh soal Jace kayak Junkie itu bener banget deh...si jamie ini merusak imajinasiku ttg jace. Pas selesai nonton tuh rasanya kecewa berat sama hasil garapan filmnya. Gak suka banget sama Jace versi film.

    BalasHapus
  10. Gak suka banget Jace versi film. Aku yang nonton versi donlotnya saja gak selesai kok nonton film ini. Hihi.

    BalasHapus
  11. gak cocok banget Jamie sama Lily wkwkwk Lilinya cantik, Jamie nya keliatan kaya orang bengek gitu wuahaha #kabur

    BalasHapus
  12. Kalau aku suka Jace yang diperanin sama Jamie :) menurutku dia sexy :D

    BalasHapus
  13. Gua baru nonton nih film. Dan banyak banget pertanyaan yang ganjil.. Kayak hubungan Jace sama Clary sebenarnya apa , masa iya adek kakak -,-
    Trus ibunya yang pingsan, dsb. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gimana endingnya kk?gak jelas bgt,masa iya adek kakak?

      Hapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...